Adsensecamp

ARTIKEL TERBARU

Showing posts with label bahan bangunan. Show all posts
Showing posts with label bahan bangunan. Show all posts

Mitos dan Fakta tentang Beton Ringan Aerasi


Banyak orang enggan menggunakan material beton ringan aerasi, salah satunya karena adanya mitos seputar material ini.
1. MITOS: Beton ringan aerasi mudah dibongkar.
FAKTA: Jika pemasangannya benar, dinding dari beton ringan aerasi sulit dibongkar. Pencuri masuk ke dalam rumah bukan dengan cara membongkar dinding melainkan membobol kunci pintu atau jendela.
2. MITOS: Tidak cocok untuk dinding luar.
FAKTA: Jika akan digunakan di bagian luar, permukaan dinding harus diplester dan diaci. Plesteran dan acian berfungsi sebagai pelindung.
3. MITOS: Jangan menggunakan untuk dinding kamar mandi
FAKTA : Untuk pemakaian di tempat basah dan lembab, hendaknya di atas balok sloof dibuat lapisan trasram (lapisan kedap air) dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:3. Ketinggian trasram setidaknya sekitar 1 m.

4. MITOS: Tidak tahan terhadap air.

FAKTA : Salah satu penyebab adanya mitos ini karena beton ringan aerasi berpori sehingga terlihat bisa menyimpan air. Padahal, faktanya tidak demikian. Meskipun berpori banyak, beton ringan aerasi memiliki daya serap air yang rendah. Hal ini disebabkan pori-pori di dalam inti beton berdiri sendiri. Masing-masing pori tidak saling berhubungan sehingga air tidak mudah merembes ke dalam material ini.

Share/Bookmark Read More..

Perbandingan Batu bata dan Hebel (beton ringan)

Dewasa ini bahan bangunan semakin beragam.Mulai dari pengganti bata dengan menggunakan hebel atau plat lantai diganti menggunakan penutup yang berbahan ringan serta untuk atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda - kuda maupun untuk reng dan usuknya, tetapi saat ini masyarakat tren menggunakan baja ringa sebagai pengganti kayu.
Untuk dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata.namun saat ini orang sudah mengenal hebel ( beton ringan ).Sebenarnya beton ringan ini sudah dipergunakan oleh masyarakat swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.Kemudian pada tahun 1943 diJerman dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel. Dan di Indonesia sendiri hebel mulai dikenal sejak tahun 1995.
Hebel atau beton ringan untuk bahan adonannya antara lain terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.
Sedang untuk batu bata batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata merah konvensional dan bata press.
Gambar 1. Proses pembuatan batu bata

Untuk segi ukuran batu bata 25 x 12 x 4,5 cm atau lebih kecil beberapa centi. Untuk hebel ukuran lazimnya 20 x 60 x 10 cm atau tebalnya dapat lebih kecil sedikit.Dalam penggunanan bata sebagai penutup dinding biasa digunakan kurang lebih sekitar 85 buah.Sedang untuk hebel rata - rata digunakan sebanyak 8,5 buah.
Gambar 2. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat
Apabila dilihat dari segi harga untuk satu buah batu bata berkisar Rp 450,- / buahnya.Untuk hebel berkisar Rp 650.000,- /m3. Sehingga harga satuan rata - rata Rp. 6.500,- / buah. Sehingga dalam 1m2 untuk batu bata besar biaya Rp 450,- x 85 = Rp. 38.250,- ( diluar dari plesteran dan acian ).Dan untuk Hebel dalam 1m2 adalah Rp. 6.500,- x 8,5 = Rp. 55.250,- ( diluar dari plesteran dan acian).Memang untuk hebel harga jatuh lebih tinggi. Namun dari segi berat untuk distruktur,hebel lebih ringan dan lebih cepat pengerjaannya. 

Ciri-ciri Blok Hebel

  1. Ukuran akurat
  2. - Blok Panjang : 600 mm Tinggi : 200 mm Tebal : 75;100;125;150;175;200 mm - Blok Jumbo Panjang : 600 mm Tinggi : 400 mm Tebal : 75;100;125;150;175;200 mm
  3. Bentuk lurus, tidak lengkung
  4. Sudut-sudut blok siku
  5. Permukaan lebih halus, pori-pori lebih rapat.
  6. Tiga sisi tepi blok tidak bersisik/ rata (sisi atas, bawah, depan)
  7. Warna putih merata
  8. Berat per blok lebih ringan
  9. Produk lebih varian (blok, jumbo blok, panel, lintel, anak tangga, modular panel)
  10. Terdapat Logo embos Hebel
  11. Mengapung bila diletakkan di air
Referensi:


Share/Bookmark Read More..

MASALAH DAN SOLUSI APLIKASI SEMEN PADA RUMAH (BAGIAN 2)


B.PROBLEMATIKA SEPUTAR CAMPURAN SEMEN
Problem dan solusi seputar takaran semen, air, pasir, dan kerikil juga tak kalah seru. Takaran yang tidak pas membuat plesteran tidak maksimal. Untuk mencegah kegagalan terus berulang berikut dipaparkan problem dan solusi yang dapat anda lakukan.
Berikut problem solving yang biasanya dialami oleh struktur sekaligus dinding rumah:
1.Semen berpori (bug holes)
Ketika bekisting dilepas dari struktur beton, ternyata tampilan beton tidak rata dan banyak lubang seperti sarang serangga. Kasus ini sering disebut dengan bug holes, hanya mempengaruhi tampilan bangunan dan tidak terlalu banyak mempengaruhi kekuatan struktur beton.
Penyebab :
Terdapat udaran yang terjebak di dalam adonan beton. Udara tersebut muncul saat proses pengadukan beton (kandungan udara normal dalam beton sebesar 2%).
Solusi :
Anda dapat menutup permukaan yang berlubang dengan lapisan semen baru sehingga tampilan lebih rata dan terlihat rapi.
Pencegahan :
-Gunakan water based mud oil (salah satu bahan aditif). Bahan tersebut dapat mengurangi bug holes ini (gunakan segera sebelum waktu 6 jam, kemudian dapat dilanjutkan untuk pengecoran).
-Tambahkan komposisi pasir pada adonan beton. Pasir akan menekan jumlah munculnya bug holes.
 
2.Pengkristalan (efflorescence)
Saat konstruksi dinding selesai muncul kristal-kristal pada permukaan dinding (di bawah lapisan cat).
Penyebab :
Fenomena ini disebabkan oleh terbawanya garam-garam yang bersifat alkali ke permukaan plesteran, beton, atau batako.
Solusi :
-Apabila lapisan cat belum rusak akibat pengkristalan, maka bersihkan dengan kain basah kemudian tunggu kering. Setelah itu permukaan cat diamplas agar pori-pori terbuka sehingga air dan garam alkali dapat mudah keluar. Setelah air dan garam tidak keluar lagi maka lakukan pengecatan ulang.
-Jika lapisan cat sudah rusak maka pengamplasan dilakukan sampai dasar. Kemudian diamkan air dan garam keluar. Setelah kering lakukan pengecatan ulang.
-Jika sudah terlanjur muncul, maka dapat digunakan acian semen biasa untuk menutupi lubang-lubang tersebut.
Pencegahan :
Dalam aplikasi dinding semen ekspos,problem ini dapat hilang dengan sendirinya. JIka dinding dengan finishing cat, Anda dapat mencegah dengan mengelap kristal-kristal hingga hilang.

3.Susut volume beton (shrinkage)
Shrinkage merupakan penyusutan volume beton saat beton mulai mongering. Berlangsung sampai 3 hari setelah proses pengecoran. Susut ini dapat menyebabkan muncul retak pada beton umumnya berupa retak rambut (lebar 1-2mm) dan bersifat non structural.
Penyebab :
-Pengadukan yang kurang baik
-Kualitas agregat yang tidak baik
-Komposisi adukan yang tidak sesuai (kandungan semen terlalu banyak dan faktor air semen yang terlalu tinggi).
Solusi :
-Memberi injeksi semen pada beton yang mengalami retak rambut.
Pencegahan :
Permasalahan ini dapat dicegah dengan penggunaan curing compound (perawat beton) setelah proses pembetonan dilakukan. Bertujuan untuk mengurangi resiko shrinkage cracking. Ada 2 jenis curing compound yang dapat anda gunakan :
-Sodium silicate based material. Mempunyai sifat meresap ke dalam beton dan mempercepat hidrasi semen pada permukaan struktur. Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna dilakukan penyemprotan 1-3 hari.
-Wax based material. Berbentuk lapisan membrane pada permukaan beton yang berfungsi mengatur kecepatan evaporasi. Untuk aplikasi pada kolom balok menggunakan jenis clear curing compound.

4.Segregasi
Merupakan permasalahan yang muncul pada adonan beton ketika dilakukan pengecoran. Segregasi berbentuk adonan dengan agregat kasar terpisah dari adukan akibat campuran kurang encer.
Penyebab :
-Komposisi agregat halus dan kasar yang kurang sesuai.
-Slump (kadar air semen) yang terlalu renda.
-Komposisi campuran adonan beton yang terlalu kering dan terlalu basah.
-Terlalu lama menggunakan alat penggetar.
-Penuangan pengecoran terlalu tinggi.
Pencegahan :
Kasus segregasi dalam proses konstruksi ini sangat sulit diperbaiki, karena apabila adonan beton sudah dibuat dan terjadi segregasi maka adonan tersebut sudah tidak dapat diproses ulang kembali. Salah satu cara yang dapat dilakukan hanyalah membuat adonan baru. Pencegahan segregasi dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :
-Komposisi campuran harus sesuai, dengan menambah slump (kadar air beton) dan kelecekan (keenceran beton).
-Apabila menggunakan mesin molen hindari perjalanan yang terlalu jauh.       
5.Bleeding
Hampir sama dengan kasus segregasi, bleeding merupakan kasus yang muncul saat pengecoran dilakukan. Namun kasus bleeding berupa melubernya air campuran ke permukaan beton setelah pengecoran dilakukan dan agregat kasar berada di bawah.
Penyebab :
Kasus ini disebabkan oleh campuran terlalu banyak air (dapat juga karena penambahan air pada saat pengecoran) dan juga komposisi agregat halus yang terlalu sedikit sehingga air dengan mudah naik ke permukaan.
Pencegahan :
-Saat sudah terjadi bleeding, maka adonan tidak dapat diperbaiki kembali. Maka langkah yang dapat diambil adalah membuat adonan baru.
-Mencampur pasir halus dengan abu batu atau pasir kasar agar campuran beton lebih bersifat kohesif.
-Melakukan penambahan jumlah semen (sesuai batas). 

(sumber : majalah idea books;rumah semen)
Share/Bookmark Read More..

MASALAH DAN SOLUSI APLIKASI SEMEN PADA RUMAH (BAGIAN 1)


Anda pasti pernah mengalami problem dalam pengaplikasian material semen baik untuk konstruksi maupun percantikan rumah. Nah, artikel ini mengulas dan mengungkap problematika seputar semen serta solusinya. Setiap problem diuraikan secara jelas. Dimulai dari penyebab, lalu solusi yang dapat Anda lakukan, dan terakhir cara mudah untuk mencegah, ditambah beberapa gambar ilustrasi.

A.PROBLEMATIKA SEPUTAR STRUKTUR DAN DINDING
Komponen struktur rumah terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dan ringbalk, serta rangka atap. Seluruh komponen struktur tersebut harus mampu menahan beban aksial (beban dari atas) maupun beban lateral (beban dari samping) agar tetap berdiri kokoh.
Berikut problem solving yang biasanya dialami oleh struktur sekaligus dinding rumah :

1.Balok pengaku (ringbalk) melengkung
Ringbalk atau balok atas berfungsi sebagai penahan sekaligus penyalur beban lantai dan dinding di atasnya menuju kolom, dan diteruskan ke pondasi. Jika balok tersebut tidak disangga oleh dinding biasanya balok tersebut akan bereaksi; melengkung. Jika balok disangga oleh dinding beban balok akan disalurkan secara merata ke dinding, tidak dipikul sendiri.
Penyebab:
-Jarak bentangan ringbalk yang terlalu lebar dan dimensi balok terlalu kecil
-Beban rangka atap atau plat lantai yang dipikul balok atas terlalu besar.
-Pengerjaan konstruksi yang salah (campuran beton tidak berimbang, dan jarak sengkang atau pengunci tulangan baja terlalu lebar/tidak sesuai perhitungan).
Solusi:
-Memberi perkuatan berupa kolom penyangga baru di bawah ringbalk untuk memperkecil jarak bentangan yang terlalu lebar.
-Jika berupa retak rambut dapat dilakukan dengan memberi injeksi semen agar tulangan baja dalam ringbalk tidak mengalami korosi
-Jika ringbalk rusak parah, lakukan perbaikan dan perbesaran dimensi ringbalk dengan perkuatan pada bagian luar.

2.Retak kolom
Kolom berfungsi sebagai penyalur beban dinding menuju pondasi. Fungsi kolom akan sangat tergantung dari dimensi dan material yang digunakan. Dimensi dan material perlu mempertimbangkan besaran beban yang akan dipikul, baik aksial (tegak) maupun lateral (samping). Contoh pada beton bertulang, beton berfungsi menahan gaya aksial, sedangkan tulangan baja berperan untuk menahan gaya lateral. Jika terjadi retak kolom maka perhatikan dimensi dan material kolom, sudah sesuai dengan ketentuan atau belum.
Penyebab :
-Retak rambut disebabkan campuran beton yang terlalu banyak air dan gaya dari luar seperti tekanan angin dan gempa. Akan berbahaya jika retak tersebut sampai pada tulangan baja yang berpotensi menyebabkan korosi.
-Retak struktur (retak lebih dari 2mm) dapat terjadi jika kolom tidak mampu menahan beban yang berasal dari luar seperti tekanan angin dan gempa. Konstruksi yang salah juga dapat menyebabkan daya dukung kolom ikut menurun. Misalnya sambungan tulangan baja dan sengkang yang keliru, seperti jarak yang terlalu lebar, kualitas baja tidak baik, sengkang mudah lepas, dan komposisi campuran beton yang tidak sesuai.
Solusi :
-Berikan injeksi epoxy pada bagian retakan seperti halnya mengatasi retak rambut pada struktur beton.
-Untuk retak struktur lakukan pengecekan dengan bantuan ahli. Jika kondisi baik, dapat diisi cairan epoxy. Jika kolom tidak mampu lagi menahan beban, perbesar dimensi kolom sehingga mampu menahan beban.

3.Retak rambut
Retak rambut merupakan jenis retak pada dinding dengan lebar kurang dari 1mm. Biasanya retak terjadi pada lapisan utama dinding seperti plesteran, acian, dan cat tembok.
Penyebab :
-Acian terlalu tipis.
-Pengerjaan acian dilakukan saat kondisi plesteran telah mengering.
-Kualitas semen kurang baik.
-Retakan pada lapisan permukaan cat dinding disebabkan rendahnya nilai elastisitas material cat. Sehingga ketika mongering lapisan cat tersebut tidak terikat dengan sempurna antar satu sama lain.
Solusi :
-Periksa kedalaman retakan.
-Bersihkan lapisan cat dan debu yang menempel dengan scrap.
-Menutup celah dengan wall sealer, wall filler, atau dengan semen instant. Dapat menggunakan plamir hasil campuran milk dan lem bangunan.
-Lakukan pengecatan ulang dengan warna sesuai selera. Untuk mencegah dinding retak basahi permukaan plesteran dengan air hingga lembap.

4.Plesteran rontok
Jika dinding tiba-tiba mengeluarkan pasir bercampur semen, boleh jadi plesterannya rontok. Jika dibiarkan lama, dinding akan rapuh. Mudah lepas dari ikatan plesteran.
Penyebab :
-Campuran plesteran tidak tercampur secara homogen
-Kelebihan air pada adukan semen dan pasir.
-Kandungan pasir terlalu banyak. Komposisi untuk campuran semen dengan pasir berkisar pada perbandingan 1semen : 3pasir  hingga 1 : 5. Hindari perbandingan 1 : 7 karena kualitas plesteran dipastikan buruk.
-Kualitas pasir kurang baik, terlalu banyak lumpur dan mengandung bahan organik. Pasir yang baik ketika digenggam tidak menggumpal.
-Pengerjaan plesteran saat kondisi dinding yang sudah kering.
Solusi :
-Membongkar dan mengganti seluruh plesteran dinding yang rontok dengan plesteran baru dengan komposisi yang benar.
-Jika dana terbatas, perbaikan dilakukan hanya pada bagian yang telah rusak dan berpotensi rontok saja Resiko perbaikan sebagian adalah tampilan dinding yang terlihat belang.
-Lakukan pengawasan yang ketat mengenai takaran dan proses pencampuran.
-Siram dinding dengan air sebelum member plesteran. Air membuat dinding lebih dingin dan suhu panas akibat konveksi berkurang.

5.Dinding rembes
Jika hujan, dinding yang tidak prima cepat rusak. Air akan merembes ke dalam dinding. Dampaknya, dinding seperti basah atau dikenal dengan sebutan ngompol.
Penyebab :
-Ada aliran air dalam dinding yang berasal dari air hujan.
-Tingkat kelembaban yang tinggi di sekitar dinding. Ruang yang terselubungi oleh area basah dan berair, seperti kamar mandi.
-Proses pengacian yang belum kering juga dapat mengakibatkan terjadinya dinding rembes. Proses keringnya acian berkisar 4-7 hari setelah pengacian.
Solusi :
-Mencari sumber rembesan pada dinding tersebut. Rembesan dapat berasal dari dindin luar dan berhubungan dengan air.
-Jika rembesan berasal dari retakan dinding, maka retakan itu harus ditutup dengan menggunakan semen instan atau bahan aditif lain.
-Setelah retakan tertutup, berikan lapisan waterproof untuk mencegah air merembes.
Pencegahan :
-Komposisi campuran semen yang harus sesuai. Untuk kedap air, menggunakan campuran 1:2 dengan campuran air yang tidak berlebihan atau kekurangan.
-Sebagai pencegahan, gunakan lapisan waterproof atau damproof (lembab).
-Tutup dan berikan waterproof pada bagian dinding yang berpotensi “memasukkan air” (perbatasan dinding dengan atap, celah finishing batu alam)



Share/Bookmark Read More..

27 jenis kayu di Indonesia

Berikut adalah jenis-jenis kayu di Indonesia















































































































































































































Share/Bookmark Read More..

MENGENAL KAYU SEBAGAI MATERIAL BANGUNAN

MENGENAL KAYU SEBAGAI MATERIAL BANGUNAN

Kayu merupakan bahan alami dengan tampilan yang indah. Mengenal karakteristik kayu berarti perlu memahami proses pertumbuhannya, mulai dari sebatang pohon hingga menjadi produk yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Kajian karakteristik dan tampilan alami kayu diharapkan bisa member pemikiran yang lain tentang perlakuan terhadap kayu.

STRUKTUR KAYU
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosa dan diikat menjadi satu oleh bahan perekat yang disebut lignin. Arah sumbu panjang sel ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar dengan serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
Penampang sebatang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    Kulit luar (outer bark)
Kering dan berfungsi sebagai pelindung
b.    Kulit dalam (bast)
Bagian ini lunak dan berfungsi untuk mengangkut bahan makanan dari daun danke bagian lain dari tumbuhan
c.    Kambium
Ada di bagian dalam kulit dalam. Bagian inilah yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel kayu.
d.    Kayu gubal (sapwood)
Biasanya warnanya keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan dari tanah ke daun.
e.    Kayu teras ( heartwood)
Warnanya lebih tua daripada kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal, namun sudah tidak berfungsi seperti kayu gubal. Perubahannya menjadi kayu teras terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umumnya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya, dibandingkan dengan kayu gubal. Kayu teras inilah yang biasa diambil dan dimanfaatkan sebagai “kayu” untuk bangunan.
f.    Hati (pitch)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah
g.    Jari-jari teras (rays)
Bagian ini yang menghubungkan berbagai bagian dari pohon untuk penyimpanan dan peralihan bahan makanan.


KEPADATAN KAYU
Berhubungan erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin ringan kayu semakin kurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. Begitu juga sebaliknya.

a.    Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air sekitar15%. Berat jenis kayu yang diperhitungkan adalah berat jenis dari kayu kering udara. Kadar lengas kayu kering udara tergantung pada keadaan iklim setempat. Di Indonesia kadar air ini berkisar antara 12-20% dari kayu kering mutlak. Kayu kering mutlak hanya dapat dicapai dalam tungku pemanasan yang disebut dry kiln.

b.    Kekuatan Kayu
Pada umumnya dapat dikatakan,kayu yang berat sekali juga kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya. Walaupun demikian ada juga faktor lain yang mempengaruhi kekuatan kayu, yaitu susunan dari kayu tersebut.
Berdasarkan pada berat jenis kayu, Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bogor membagi kekuatan kayu Indonesia dalam lima kelas kuat, sebagai berikut:

PENGERINGAN
Pengeringan adalah salah satu cara yang penting dalam usaha memperbaiki sifat kayu. Pengeringan yang dilakukan dengan baik, selain memantapkan dimensi juga membebaskan dari tegangan yang dapat  menimbulkan retak, pecah, atau berbagai perubahan bentuk.
Beberapa metode pengeringan yang sampai saat ini umum dilakukan adalah:
a.    Pengeringan alami
Cara ini seluruhnya mengandalkan faktor alam yaitu sinar matahari, kelembaban nisbi dan angin. Lama pengeringan bergantung pada iklim. Kelemahannya yaitu watu pengeringan yang lebih panjang dan kadar air yang masih terlalu tinggi.
b.    Pengeringan dalam dapur pengering (dry kiln)
Cara ini menjadi pilihan karena waktu yang relative singkat dan kadar akhir air yang dicapai dapat disesuaikan dengan keperluan. Faktor penting dalam cara ini adalah ketepatan pemilihan bagan pengeringan yang digunakan agar diperoleh waktu pengeringan yang sesingkat mungkin dengan cacat kayu yang minimal.

KADAR LENGAS
Ada 3 macam kadar lengas (kandungan air) pada kayu yaitu:
a.    Kadar lengas kayu basah
b.    Kadar lengas kayu kering udara
c.    Kadar lengas kering mutlak (0%)

Kadar lengas kayu yang baru ditebang berada di antara 40-200%. Kayu yang berat sekali kadar lengasnya berkisar 40%. Sedang kayu yang ringan sekali berkadar lengas sampai 200%. Kayu yang basah makin lama makin kering hingga mencapai kadar air antara 24-30%, dinamakan fiber saturation point. Sesudah fiber saturation point ini tercapai, penyusutan kayu akan terlihat.

Penyusutan paling besar terjadi ke arah tangensial sekitar 7%, sedang penyusutan radial sekitar 5%. Perbedaan antara keduanya menyebabkan distorsi kekeringan kayu yang terihat pada balok atau papan kayu berupa:
a.    Pembengkokan
b.    Lengkung busur
c.    Lengkung mangkok
d.    Puntiran

MATA KAYU
Kayu bermata seringkali tidak dijadikan pilihan dengan alasan keberadaan mata kayu membuat serat kayu berubah sehingga kekuatan kayu berkurang. Namun mata kayu dalam pandangan sebagian arsitek memiliki daya tarik tersendiri, terutama sebagai elemen dekoratif pada rancangannya.

Persyaratan kayu ber’mata’ yang digunakan untuk tugas konstruksional yaitu:
a.    Besar mata kayu tidak boleh melebihi ¼ lebar balok dan juga tidak boleh melebihi 5 cm.
b.    Pada tinggi balok, mata kayu tidak boleh lebih besar dari 1/10 tinggi balok tersebut.

RETAK KAYU
Sama seperti mata kayu, retak pada kayu juga akan mengurangi kekuatan kayu. Besar dan letak dari retak kayu untuk kayu konstruksi disyaratkan sebagai berikut:
a.    Retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu.
b.    Retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu.

CORAK KAYU
Corak kayu pada banyak produk kayu, baik kayu solid maupun kayu olahan banyak dipengaruhi oleh jenis pohon dan cara penggergajian kayu gelondonngannya. Serat yang muncul sesuai jenis pohonnya tentulah menjadi kekhasan alami dari kayu tersebut. Namun corak yang terjadi bisa juga dipengaruhi metode penggergajian yang diterapkan pada kayu gelondongan. Corak ini banyak ditentukan oleh pemotongan terhadap alur yang terjadi dari lingkaran tahunannya.
Ada 2 tipe penggergajian yaitu:
a.    Penggergajian rata
Metode ini menghasilkan potongan kayu yang maksimum dan sangat ekonomis. Hanya saja dampaknya orientasi serat yang berbeda-beda. Orientasi serat yang beragam ini mengakibatkan potongan-potongan tersebut berbeda distorsinya selama pengeringan, dan juga masalah pada pemasangan yang membutuhkan tampilan corak yang sama/seragam seperti pada lantai, panel, lis, dan sebagainya.
b.    Penggergajian perempat
Metode ini menghasilkan potongan kayu dengan corak yang lebih rapat dan menawan. Hampir seluruh potongannya digergaji tegak lurus terhadap lingkaran tahunannya. Hasilnya corak yang cenderung sama/seragam, namun boros karena lebih banyak kayu yang terbuang.
(sumber dari majalah serial rumah maret 2007)

Share/Bookmark Read More..

Linoleum,bahan pelapis lantai

Linoleum adalah bahan pelapis lantai yang terbuat dari minyak biji flax (linseed oil) dicampur dengan tepung kayu atau serbuk gabus dengan backing dari kain berserat kuat atau kanvas. Sering dipakai sebagai bahan cetakan dalam seni grafis dengan teknik yang sama dengan cukil kayu.
Share/Bookmark Read More..

Potensi Ferosemen Untuk Rumah Tahan Gempa


Share/Bookmark Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...