Adsensecamp

ARTIKEL TERBARU

MASALAH DAN SOLUSI APLIKASI SEMEN PADA RUMAH (BAGIAN 1)


Anda pasti pernah mengalami problem dalam pengaplikasian material semen baik untuk konstruksi maupun percantikan rumah. Nah, artikel ini mengulas dan mengungkap problematika seputar semen serta solusinya. Setiap problem diuraikan secara jelas. Dimulai dari penyebab, lalu solusi yang dapat Anda lakukan, dan terakhir cara mudah untuk mencegah, ditambah beberapa gambar ilustrasi.

A.PROBLEMATIKA SEPUTAR STRUKTUR DAN DINDING
Komponen struktur rumah terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dan ringbalk, serta rangka atap. Seluruh komponen struktur tersebut harus mampu menahan beban aksial (beban dari atas) maupun beban lateral (beban dari samping) agar tetap berdiri kokoh.
Berikut problem solving yang biasanya dialami oleh struktur sekaligus dinding rumah :

1.Balok pengaku (ringbalk) melengkung
Ringbalk atau balok atas berfungsi sebagai penahan sekaligus penyalur beban lantai dan dinding di atasnya menuju kolom, dan diteruskan ke pondasi. Jika balok tersebut tidak disangga oleh dinding biasanya balok tersebut akan bereaksi; melengkung. Jika balok disangga oleh dinding beban balok akan disalurkan secara merata ke dinding, tidak dipikul sendiri.
Penyebab:
-Jarak bentangan ringbalk yang terlalu lebar dan dimensi balok terlalu kecil
-Beban rangka atap atau plat lantai yang dipikul balok atas terlalu besar.
-Pengerjaan konstruksi yang salah (campuran beton tidak berimbang, dan jarak sengkang atau pengunci tulangan baja terlalu lebar/tidak sesuai perhitungan).
Solusi:
-Memberi perkuatan berupa kolom penyangga baru di bawah ringbalk untuk memperkecil jarak bentangan yang terlalu lebar.
-Jika berupa retak rambut dapat dilakukan dengan memberi injeksi semen agar tulangan baja dalam ringbalk tidak mengalami korosi
-Jika ringbalk rusak parah, lakukan perbaikan dan perbesaran dimensi ringbalk dengan perkuatan pada bagian luar.

2.Retak kolom
Kolom berfungsi sebagai penyalur beban dinding menuju pondasi. Fungsi kolom akan sangat tergantung dari dimensi dan material yang digunakan. Dimensi dan material perlu mempertimbangkan besaran beban yang akan dipikul, baik aksial (tegak) maupun lateral (samping). Contoh pada beton bertulang, beton berfungsi menahan gaya aksial, sedangkan tulangan baja berperan untuk menahan gaya lateral. Jika terjadi retak kolom maka perhatikan dimensi dan material kolom, sudah sesuai dengan ketentuan atau belum.
Penyebab :
-Retak rambut disebabkan campuran beton yang terlalu banyak air dan gaya dari luar seperti tekanan angin dan gempa. Akan berbahaya jika retak tersebut sampai pada tulangan baja yang berpotensi menyebabkan korosi.
-Retak struktur (retak lebih dari 2mm) dapat terjadi jika kolom tidak mampu menahan beban yang berasal dari luar seperti tekanan angin dan gempa. Konstruksi yang salah juga dapat menyebabkan daya dukung kolom ikut menurun. Misalnya sambungan tulangan baja dan sengkang yang keliru, seperti jarak yang terlalu lebar, kualitas baja tidak baik, sengkang mudah lepas, dan komposisi campuran beton yang tidak sesuai.
Solusi :
-Berikan injeksi epoxy pada bagian retakan seperti halnya mengatasi retak rambut pada struktur beton.
-Untuk retak struktur lakukan pengecekan dengan bantuan ahli. Jika kondisi baik, dapat diisi cairan epoxy. Jika kolom tidak mampu lagi menahan beban, perbesar dimensi kolom sehingga mampu menahan beban.

3.Retak rambut
Retak rambut merupakan jenis retak pada dinding dengan lebar kurang dari 1mm. Biasanya retak terjadi pada lapisan utama dinding seperti plesteran, acian, dan cat tembok.
Penyebab :
-Acian terlalu tipis.
-Pengerjaan acian dilakukan saat kondisi plesteran telah mengering.
-Kualitas semen kurang baik.
-Retakan pada lapisan permukaan cat dinding disebabkan rendahnya nilai elastisitas material cat. Sehingga ketika mongering lapisan cat tersebut tidak terikat dengan sempurna antar satu sama lain.
Solusi :
-Periksa kedalaman retakan.
-Bersihkan lapisan cat dan debu yang menempel dengan scrap.
-Menutup celah dengan wall sealer, wall filler, atau dengan semen instant. Dapat menggunakan plamir hasil campuran milk dan lem bangunan.
-Lakukan pengecatan ulang dengan warna sesuai selera. Untuk mencegah dinding retak basahi permukaan plesteran dengan air hingga lembap.

4.Plesteran rontok
Jika dinding tiba-tiba mengeluarkan pasir bercampur semen, boleh jadi plesterannya rontok. Jika dibiarkan lama, dinding akan rapuh. Mudah lepas dari ikatan plesteran.
Penyebab :
-Campuran plesteran tidak tercampur secara homogen
-Kelebihan air pada adukan semen dan pasir.
-Kandungan pasir terlalu banyak. Komposisi untuk campuran semen dengan pasir berkisar pada perbandingan 1semen : 3pasir  hingga 1 : 5. Hindari perbandingan 1 : 7 karena kualitas plesteran dipastikan buruk.
-Kualitas pasir kurang baik, terlalu banyak lumpur dan mengandung bahan organik. Pasir yang baik ketika digenggam tidak menggumpal.
-Pengerjaan plesteran saat kondisi dinding yang sudah kering.
Solusi :
-Membongkar dan mengganti seluruh plesteran dinding yang rontok dengan plesteran baru dengan komposisi yang benar.
-Jika dana terbatas, perbaikan dilakukan hanya pada bagian yang telah rusak dan berpotensi rontok saja Resiko perbaikan sebagian adalah tampilan dinding yang terlihat belang.
-Lakukan pengawasan yang ketat mengenai takaran dan proses pencampuran.
-Siram dinding dengan air sebelum member plesteran. Air membuat dinding lebih dingin dan suhu panas akibat konveksi berkurang.

5.Dinding rembes
Jika hujan, dinding yang tidak prima cepat rusak. Air akan merembes ke dalam dinding. Dampaknya, dinding seperti basah atau dikenal dengan sebutan ngompol.
Penyebab :
-Ada aliran air dalam dinding yang berasal dari air hujan.
-Tingkat kelembaban yang tinggi di sekitar dinding. Ruang yang terselubungi oleh area basah dan berair, seperti kamar mandi.
-Proses pengacian yang belum kering juga dapat mengakibatkan terjadinya dinding rembes. Proses keringnya acian berkisar 4-7 hari setelah pengacian.
Solusi :
-Mencari sumber rembesan pada dinding tersebut. Rembesan dapat berasal dari dindin luar dan berhubungan dengan air.
-Jika rembesan berasal dari retakan dinding, maka retakan itu harus ditutup dengan menggunakan semen instan atau bahan aditif lain.
-Setelah retakan tertutup, berikan lapisan waterproof untuk mencegah air merembes.
Pencegahan :
-Komposisi campuran semen yang harus sesuai. Untuk kedap air, menggunakan campuran 1:2 dengan campuran air yang tidak berlebihan atau kekurangan.
-Sebagai pencegahan, gunakan lapisan waterproof atau damproof (lembab).
-Tutup dan berikan waterproof pada bagian dinding yang berpotensi “memasukkan air” (perbatasan dinding dengan atap, celah finishing batu alam)



Share/Bookmark

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...