Adsensecamp

ARTIKEL TERBARU

ESTETIKA ARSITEKTUR BALI

Arsitektur tradisional Bali adalah suatu karya arsitektur yang banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu tradisional Bali, seperti agama, kosmologi, filosofi, sikap hidup, dan alam lingkungan. Hal ini dapat ditemukan pada tulisan-tulisan lontar yang dikenal dengan sebutan Asta Kosali, Asta Bhumi, Asta Patali, Sikunting Umah, Giwakarma dan sebagainya.

Pada umumnya estetika karya arsitektur diartikan sebagai keindahan unsur seni (rupa) yang terdapat dalam karya tersebut. Khusus di Bali, bangunan-bangunan yang memakai pola arsitektur tradisional, estetikanya terdapat pada tiga hal sebagai berikut:

ESTETIKA BANGUNAN
Umumnya diartikan sebagai keindahan suatu bangunan yang tidak khusus dibuat dan direncanakan untuk maksud seni, tetapi lebih ditekankan pada fungsi dan bentuknya.
Keindahannya sangat didukung oleh bahan yang digunakan, proporsi dan dimensinya yang ditata dengan pola tri angga (kepala, badan, kaki) yang diterjemahkan ke dalam bentuk atap, dinding dan lantai, sedangkan dimensinya menggunakan skala manusiawi.

ESTETIKA STRUKTURAL

Unsur keindahan yang bersifat structural seringkali disebut “ornamen aktif”, karena struktur bangunan ini juga mendukung struktur bangunan secara konstruktif. Kerangka konstruksi bangunan mampu memberikan keindahan interior yang alamiah. Keindahan struktur banguna tradisional Bali dapat dilihat antara lain pada tugeh atau penyangga atap. Tugeh biasanya diberi bentuk hiasan yang berasal dari jenis bunga-bungaan (patra/pepatraan).
elemen arsitektur bali

Canggah wang adalah konstruksi yang letaknya menyilang dan menyangga konstruki balok mendatar (lambang) dengan tiang vertikal (saka). Umumnya ditampilkan dalam bentuk hiasan sederhana berbentuk patra. Saka merupakan bagian utama dari struktur bangunan sebagai pendukung beban bagian atas. Pada saka ini biasanya ditambahkan suatu bentuk hiasan kekupakan.

ESTETIKA ORNAMENTAL
Bangunan-bangunan tradisional Bali umumnya menerapkan berbagai bentuk ornamen sebagai pencerminan dalam seni bangunannya. Estetika ornamental tersebut ditampilkan dalam bentuk tata nilai dan sifat ornament. Kemudian penempatannya disesuaikan dengan tata nilai ornament bangunan.


Bentuk-bentuk ornamen yang dipakai ada yang disebut pepatraan atau patra, merupakan stiliran dari bentuk tumbuh-tumbuhan atau bunga-bungaan. Kekarangan merupakan hiasan stiliran dari bentuk binatang seperti karang goak, karang asti, dan sebagainya. Ornamen-ornamen lainnya yang berbentuk lebih sederhana, bahkan hanya memperlihatkan kesan bentuk saja adalah keketusan, pepalihan, kekupakan dan lelengisan.


Share/Bookmark

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...