Adsensecamp

ARTIKEL TERBARU

FAKTOR PENENTU KENYAMANAN RUANG (RUMAH)

novi home
Dalam merencanakan bangunan khususnya rumah tinggal, ada beberapa faktor teknis yang harus dipikirkan dengan baik agar diperoleh bangunan yang nyaman, yaitu faktor cahaya dan udara. Perbandingan ideal antara luas ruang dengan luas jendela adalah 20%. Contoh, bila luas kamar tidur 12m² maka kebutuhan luas bukaan/jendela adalah 20% x 12m² = 2,4m² (berdasarkan SNI DPU). Sebisa mungkin dalam perencanaan rumah tinggal letak kamar tidur langsung menghadap ruang luar/halaman untuk mendapatkan pencahayaan alami yang seoptimal mungkin.
Penataudaraan atau ventilasi alami terjadi bila ada perbedaan tekanan luar suatu bangunan yang disebabkan oleh angin atau perbedaan temperatur. Ventilasi alami akan menyediakan bukaan permanen yang terdiri dari jendela, pintu, dan sarana lain seperti jalusi atau roster. Bukaan-bukaan tersebut data mengalirkan udara ke dalam ruangan. Perhitungan praktisnya adalah dengan menggunakan persyaratan ventilasi yang tidak boleh kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan untuk bangunan hunian/rumah dan tidak boleh kurang dari 10% untuk bangunan kantor, perdagangan, gudang, pabrik, dan lain-lain. Misal, bila ruang tamu berukuran 4m x 5m, maka luas ventilasi yang dibutuhkan adalah 5% x 20m² = 1m². Demikian pula untuk ruang kantor dengan ukuran 4m x 5m, luas ventilasi yang dibutuhkan 10% x 20m²= 2m². Bagaimana bila tidak dapat diperoleh bukaan dengan ukuran 1m² atau 2m² untuk kasus ukuran tersebut? Solusinya adalah pada ruang tersebut dapat dibuat pencahayaan dan ventilasi buatan.
Kenyamanan sebuah bangunan khususnya hunian/rumah menjadi tuntutan setiap orang karena berpengaruh langsung pada betah tidaknya seseorang tinggal di rumah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh temperature, kelembaban, kebersihan, dan keamanan. Selain itu juga terkait dengan pencahayaan, pengudaraan, dan lingkungan sekitar.
Hal-hal yang perlu dipikirkan dalam perencanaan rumah tinggal supaya menjadi nyaman, tidak panas, dan terasa lega antara lain:
1.Ketinggian rumah (jarak antara lantai dan plafon/langit-langit)
Untuk bangunan yang tidak menggunakan penghawaan buatan maka ketinggian plafon sangat berpengaruh bagi suhu di dalam ruang. Hal ini karena volume ruang berpengaruh pada suhu ruangan. Supaya suhu ruangan terjaga tetap sejuk maka ketinggian plafon bangunan jangan terlalu rendah, ditinggikan sesuai dengan proporsinya (minimum adalah 2,8m dari level lantai), sehingga hal in juga berdampak pada ketinggian rumah. Selain itu peninggian kemiringan atap juga salah satu solusi dalam mengontrol suhu rumah selain bahan penutup atap yang digunakan.

indah house, smg (jsa/vano architect)

2.Cukup ventilasi dan jendela
Pemasangan ventilasi tidak hanya pada dinding bangunan, tetapi juga dapat diletakkan pada sopi-sopi atap atau dibuat semacam cerobong asap bila model atap rumah tidak memungkinkan diberi ventilasi. Sementara untuk mendapatkan cahaya secara maksimal tentu harus dibuatkan bukaan sinar dari jendela, bovenlight, roster atau kaca motif. Dengan banyaknya cahaya alami yang masuk dan kombinasi tata udara menyilang akan didapat rumah yang sejuk. Cahaya yang dimaksud di sini adalah cahaya matahari tidak langsung (terang langit/sky light).

didik house, pkl (jsa/vano architect)

3.Adanya teras atau beranda
Fungsi teras yaitu meredam masuknya cahaya dan angin secara langsug. Teras, beranda, dan konsol di daerah pintu masuk dan jendela akan mengurangi radiasi matahari yang masuk secara langsung sehingga suhu di dalam akan tidak panas.

inda house, smg (jsa/vano architect)

4.Kombinasi warna yang tepat
Pemakaian warna secara tepat antara warna gelap dan terang berdasarkan fungis ruang akan diperoleh kenyamanan tersendiri yang terkait dengan sifat warnanya.
5.Penggunaan material alami
Bahan bangunan yang bersumber dari alam seperti batu belah, batu paras, batu candi, serta batu bata mampu menyerap panas lebih maksimal dan menahan suhu sejuk lebih lama. Dapat dilihat pada bangunan tradisional yang umumnya lebih tinggi dan memakai material alam sehingga lebih nyaman dihuni.
6.Arah hadap / orientasi bangunan
Diusahakan jangan menghadap ke arah barat, karena di saat matahari di arah barat suhu sedang panas-panasnya, sehingga berpengaruh pada suhu rumah. Orientasi yang baik yaitu menghadap ke selatan, utara, atau timur, disesuaikan juga dengan pergerakan matahari terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Selain itu juga memperhatikan arah angin, misal di daerah pantai arah angin dari laut dan di daerah gunung arah angin dari wilayah gunung/pegunungan. Jika rumah sudah terlanjur menghadap ke barat, bisa diatasi dengan menanam pohon penghalang sinar matahari langsung, atau konsol yang cukup lebar.
7.Penggunaan unsur air sebagai pengendali suhu
Air merupakan salah satu elemen pengendali suhu. Jika ruang dan anggaran memungkinkan bisa dibuat kolam kecil di dalam rumah misal antara ruang keluarga dan ruang makan atau di sekitar teras rumah. Di saat suhu luar cukup panas maka uap air bisa menurunkan temperature di dalam rumah dan mempengaruhi aliran udara.
    Persyaratan tersebut di atas mutlak harus diperhatikan saat akan membangun rumah bila diinginkan rumah yang nyaman, sejuk,  dan sehat, terutama jika luas lahan yang dimiliki mencukupi dan biaya tersedia. Tetapi bila lahan sempit dan biaya terbatas maka perlu pemikiran teknis untuk merekayasa syarat-syarat tersebut. Rekayasa teknis tersebut berupa perencanaan arsitektur atau dengan tata cahaya dan tata udara buatan. 
(dari berbagai sumber)

Share/Bookmark

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...