Adsensecamp

ARTIKEL TERBARU

Green Building dan Green Architecture

Konsep Green Building dan Green Architecture
Ir Jimmy Priatman, M Arch
Pimpinan Center for Building Energy Study Universitas Petra
Body: Saat ini, hampir di seluruh dunia banyak orang membicarakan tentang going green. Menurut Pimpinan Center for
Building Energy Study Universitas Petra, Surabaya, Ir Jimmy Priatman, M Arch, konsep bangunan berwawasan
lingkungan sebenarnya telah dimulai beberapa dekade lalu.
Ia mengemukakan hasil sebuah studi mengenai manfaat bangunan hijau. Di antaranya, peningkatan penjualan
sebanyak 40 persen, produktivitas pekerja dapat dikembangkan sebesar 15 persen dengan peningkatkan pengawasan
terhadap suhu keseluruhan dan juga pengawasan terhadap sumber penyakit dapat membasmi asma dan sumber alergi
bagi penghuni hingga 60 persen. ''Penelitian yang mendukung green building membuat sulit berpendapat bahwa going
green bukan ide yang baik,'' begitu pendapatnya seperti ditulis dalam abstraksi presentasi pada FuturArc Forum 2008,
Selasa (19/2).
Jimmy rajin mempromosikan konsep green building dan gedung hemat energi. Rancangannya tentang bangunan tinggi
terdiri atas penyejuk udara tanpa chlorofluorocarbon. Pada 2002, dia memenangkan penghargaan dari ASEAN Center
for Energy (ACE) untuk proyek Graha Pangeran, Surabaya, yang menggunakan hanya 140 kwh/m2/tahun. Penghargaan
kedua dia raih dari ACE untuk proyek Graha Wonokoyo, Surabaya, yang hanya menggunakan 88 kWh/m2/tahun di
bawah standar ACE sebesar 200 kWh/m2/tahun.
''Ada persepsi kalau bangunan hemat energi itu harus mengorbankan bangunan lain,'' ujarnya saat menyampaikan
presentasinya pada forum yang diadakan oleh BCI Asia, penyedia jasa informasi konstruksi di kawasan Asia, dan Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI). Menurutnya, untuk menghadirkan 'bangunan hijau' tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan
produktivitas akibat penggunaan materi hemat energi. Yang jelas, pemakaian energi menjadi sedikit, suasana
lingkungan sehat, dan tetap menguntungkan.
Berbicara mengenai green building tak bisa dipisahkan dari green architecture. Ia mengungkapkan, yang dimaksud
green building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber daya alam, dan meningkatkan kualitas
udara. Sementara green architecture adalah bagaimana mengubah empat hal itu menjadi seni yang berkesinambungan.
Di sinilah peran arsitek bagaimana memadukan elemen-elemen menjadi satu kesatuan yang green. ''Bagaimana
menjadikan green building yang estetis,'' lanjutnya.
''Jadi, arsitek dan engineer bekerja sama untuk mewujudkan green architecture,'' ujar principal PT Archi-Metric,
perusahaan konsultan arsitektur ini. Ia menunjukkan salah satu contoh bangunan 'hijau' adalah Gedung Perpustakaan
Nasional Singapura yang menggunakan teknik-teknik kinerja konsumsi energi yang rendah.

Share/Bookmark

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...