Rumah dan kesehatan dua jalinan yang tidak terpisahkan dalam
masyarakat modern. Karena itulah pembangunan senantiasa dikaitkan
dengan persyaratan kesehatan. Maksudnya agar penghuni terhindar
dari berbagai penyakit terutama yang menular. Kesehatan bukan lagi
masalah dokter.
Guna menentukan rancangan rumah dalam proses pembangunannya, tentu
kedudukan arsitek tak bisa dilepaskan. Jadi peran arsitek yang
menawarkan rancangan rumah yang baik sesuai dengan kemampuan
pemilik rumah, seharusnya disejajarkan dengan peran calon penghuni
yang mempunyai kesadaran akan kesehatan. Keduanya bersisian, karen
rumah yang memenuhi persyaratan sehat, berarti pula menjaga
kebersihan lingkungan.
Untuk memperoleh hunian (rumah) yang layak, lingkungan rumah harus
memenuhi persyaratan kesehatan. Kalau tidak, ini akan ada hubungan
interaktif yang berakibat buruk terhadap kesehatan. Rumah sehat
sangat banyak aspeknya, antara lain ada soal sosiologi, fisika,
kimia dan biologisnya.
Pada zaman sekarang, pembangunan rumah berdasarkan beberapa
pertimbangan. Faktor keuangan menjadi bahan pertimbangan bagi
ekonomi yang pas-pasan. Sementara konsumen berekonomi kuat
membangun rumah dengan memperhitungkan keindahan dan kemewahan
saja.
Adapun kriteria sehat berdasarkan kebutuhan sehat diantaranya
ukuran rumah sehat berkaitan dengan ukuran lantai rumah. Ideal
untuk satu orang memerlukan luas lantai 4,5 m2 dan untuk anak-anak
umur 1-10 tahun sekitar 1,5 m2. Selama ini rumah kecil dipadati
banyak isi keluarga, sehingga tampak berdesakan. Alhasil, aspek
pertumbuhan keluarga terabaikan. Semakin banyak penghuni pada
sebuah rumah terutama yang sempit, semakin banyak koloni kuman.
Dan ini, jelas ber-akibat mendapatkan penyakit saluran pernapasan.
Aspek yang juga penting diperhatikan adalah ventilasi. Artinya,
lantai rumah harus dirangkai sistim ventilasi yang baik, agar
mendapat kualitas udara bersih. Hasil penelitian, ventilasi yang
mendekati baik berdasarkan kesehatan adalah 10-20 persen dari luas
lantai rumah.
Udara salah satu unsur penting untuk menunjang kesehatan. Kita tak
bisa menunda bernapas, tapi kalau kita haus, kita masih bisa
menunda minum untuk beberapa lama. Dan celakanya di dalam rumah
kita sering menemukan sumber-sumber pencemaran, terutama asap
rokok lalu dari pembakaran kompor, cat, asbes. Semuanya itu
memberikan kontribusi kualitas udara di dalam rumah.
Terakhir lingkungan fisik, radiasi dari televisi, radio, alat-alat
elektronik lainnya serta kebisingan. Pekerja di perusahan radio
dan televisi, menurut suatu penelitian, ada keluhan gangguan
menstruasi. Konon ini merupakan dampak buruk dari radiasi radio.
Karenanya perlu penelitian lebih lanjut, apakah inipun dapat
diderita oleh penghuni rumah?. Kebutuhan atas rumah tinggal memang
dominan, dan kesadaran masyarakat untuk tinggal di rumah sehat
semakin tinggi. Hal itu tentu tidak lepas dengan semakin
menjamurnya pembangunan perumahan-perumahan di kawasan pinggiran
kota oleh pihak developer (pengembang).
***
Sekalipun keindahan budaya dan aspek kemewahan mempunyai arti
tersendiri, tapi bila ditinjau dari sudut kesehatan, suatu rumah
yang sehat tidaklah tergantung dari terpenuhi atau tidaknya kedua
hal tersebut diatas. Berdasarkan laporan American Public Health
Association (1959), satu rumah dipandang sesuai dengan prinsip
kesehatan apabila memenuhi 4 persyaratan pokok.
* Pertama, mampu memenuhi kebutuhan fisiologi dasar penghuni.
* Kedua, mampu memenuhi kebutuhan psikologi dasar penghuni.
* Ketiga, mampu melindungi penghuni dari kemungkinan terjangkitnya
penyakit menular.
* Keempat, mampu melindungi penghuni terhadap kemungkinan
timbulnya bahaya kecelakaan.
Dengan kata lain, suatu rumah yang benar-benar sehat adalah rumah
yang dapat menjamin terpeliharanya kesehatan para penghuninya.
Suatu rumah yang mewah, kalau penghuninya selalu jatuh sakit, maka
ini bukanlah rumah yang sehat. Sebaliknya, meskipun rumahnya
relatif sederhana tetapi bila kesehatan penghuninya dapat
terjamin, maka rumah tersebut adalah rumah yang sehat.
Pada akhirnya, masalah rumah sehat ini memang tidak bisa lepas
dari penghuninya itu sendiri. Dengan menjaga kebersihan di dalam
rumah berarti kesehatan lingkunganpun ikut terjaga. Bila rumah dan
lingkungan sehat, barulah terbentuk apa yang disebut rumah sehat.
(RM. Suseno)
0 comments:
Post a Comment