Dewasa ini bahan bangunan semakin beragam.Mulai dari pengganti bata dengan menggunakan hebel atau plat lantai diganti menggunakan penutup yang berbahan ringan serta untuk atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda - kuda maupun untuk reng dan usuknya, tetapi saat ini masyarakat tren menggunakan baja ringa sebagai pengganti kayu.
Untuk dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata.namun saat ini orang sudah mengenal hebel ( beton ringan ).Sebenarnya beton ringan ini sudah dipergunakan oleh masyarakat swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.Kemudian pada tahun 1943 diJerman dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel. Dan di Indonesia sendiri hebel mulai dikenal sejak tahun 1995.
Hebel atau beton ringan untuk bahan adonannya antara lain terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.
Sedang untuk batu bata batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata merah konvensional dan bata press.
Gambar 1. Proses pembuatan batu bata
Untuk segi ukuran batu bata 25 x 12 x 4,5 cm atau lebih kecil beberapa centi. Untuk hebel ukuran lazimnya 20 x 60 x 10 cm atau tebalnya dapat lebih kecil sedikit.Dalam penggunanan bata sebagai penutup dinding biasa digunakan kurang lebih sekitar 85 buah.Sedang untuk hebel rata - rata digunakan sebanyak 8,5 buah.
Gambar 2. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat
Apabila dilihat dari segi harga untuk satu buah batu bata berkisar Rp 450,- / buahnya.Untuk hebel berkisar Rp 650.000,- /m3. Sehingga harga satuan rata - rata Rp. 6.500,- / buah. Sehingga dalam 1m2 untuk batu bata besar biaya Rp 450,- x 85 = Rp. 38.250,- ( diluar dari plesteran dan acian ).Dan untuk Hebel dalam 1m2 adalah Rp. 6.500,- x 8,5 = Rp. 55.250,- ( diluar dari plesteran dan acian).Memang untuk hebel harga jatuh lebih tinggi. Namun dari segi berat untuk distruktur,hebel lebih ringan dan lebih cepat pengerjaannya.
Ciri-ciri Blok Hebel
- Ukuran akurat - Blok Panjang : 600 mm Tinggi : 200 mm Tebal : 75;100;125;150;175;200 mm - Blok Jumbo Panjang : 600 mm Tinggi : 400 mm Tebal : 75;100;125;150;175;200 mm
- Bentuk lurus, tidak lengkung
- Sudut-sudut blok siku
- Permukaan lebih halus, pori-pori lebih rapat.
- Tiga sisi tepi blok tidak bersisik/ rata (sisi atas, bawah, depan)
- Warna putih merata
- Berat per blok lebih ringan
- Produk lebih varian (blok, jumbo blok, panel, lintel, anak tangga, modular panel)
- Terdapat Logo embos Hebel
- Mengapung bila diletakkan di air
Referensi:
0 comments:
Post a Comment